
Bagi
para pembaca yang belum pernah membaca manga jadul yang berjudul Kenji
ini, mungkin anda mengira kalau saya terlalu muluk-muluk memberikan
judul diatas. Kalaupun demikian kiranya, saya sarankan untuk membaca
Kenji terlebih dahulu sebelum mencap saya berlebihan. Saya sudah membaca
belasan manga bergenre martial arts, tapi sampai sekarang rasanya belum
ada yang mengalahkan Kenji yang saya baca belasan tahun yang lalu itu.
Padahal plot ceritanya sederhana saja, mirip dengan film Karate Kid
yaitu bertema proses pendewasaan seorang anak muda lewat jalur bela
diri. Tunggu dulu, walaupun sama-sama bertema coming age, Karate Kid
versi lama (apalagi yang baru) masih jauh dibawah Kenji dalam soal
kualitas.
Sesuai dengan judulnya, Kenji bercerita tentang perjalanan Kenji Goh,
seorang anak muda yang gandrung dengan ilmu bela diri, terutama Kungfu.
Cerita dimulai saat Kenji masih usia SD dimana sejak dini Kenji telah
dilatih kakeknya Kyotaro Goh yang ahli Bajiquan (Kungfu 8 mata angin).
Lewat bela diri yang dikuasainya, Kenji banyak bertemu dengan
orang-orang yang menguasai bela diri jenis lain. Diantara mereka ada
yang menjadi musuh, tapi lebih banyak lagi justru menjadi teman. Sampai
tahap ini, Kenji terlihat bagaikan manga shonen biasa.
Cerita mulai berubah menjadi serius ketika Kenji beranjak dewasa.
Kakek Kyotaro menghilang di China setelah pergi pamit untuk mengunjungi
saudara angkatnya di sana, sekaligus menyambangi master Bajiquan yang
telah menurunkan ilmu Kungfu-nya kepada Kyotaro. Disaat yang sama, Kenji
terlibat konflik dengan geng Yakuza (gangster Jepang) dan Triad
(gangster China) sehingga mendapatkan masalah disana-sini, termasuk
menemukan seorang lawan lihay yang kelak menjadi rival bebuyutannya Tony
Tan. Konflik ini membuat Kenji dihukum skors oleh sekolah setelah
gangster yang memusuhinya membuat onar di sekolah Kenji.
Menganggur karena di skors dan keinginan kuat mencari kabar kakeknya
di negeri tirai bambu membuat Kenji bertekad menyusul Kyotaro. Berkat
bantuan seorang guru Bajiquan di kawasan pecinan Yokohama, dimulailah
kisah petualangan Kenji dalam perjalanannya mencari jejak sang kakek.
Dimulai dari Taiwan, melintasi selat menuju Hong Kong, hingga akhirnya
tiba di daratan besar China dimana akhirnya Kenji kembali bertemu dengan
rival beratnya, Tony Tan.
Hal yang sulit disaingi oleh manga martial arts lainnya dan juga
menjadi kekuatan terbesar manga Kenji adalah aktualisasi ilmu bela diri
yang menghiasi serial manga ini. Berbagai variasi info tentang teknik
bela diri mulai dari India yaitu
Kalarippayattu, dari Jepang seperti
Karate Shotokan,
Daito-ryu Aiki-Jujitsu, yang paling banyak dari berbagai aliran bela diri China seperti
Bajiquan,
Piguaquan,
Kungfu belalang sembah alias Tanglangquan,
Baguazhang,
Tai Chi aliran keluarga Chen,
Xingyiquan,
Kungfu Shaolin,
Hung Gar, Kungfu masyarakat Muslim China yaitu
Xingyiliuhequan, hingga beberapa info tentang teknik tinju,
Wing Chun dan
Mizongyi.
Apa yang dijelaskan dalam manga ini, dari gambaran info, gerakan
serang-bertahan sampai kuda-kuda per aliran benar-benar aktual, bukan
asal-asalan. Hal ini tak terlepas dari sosok sang pengarang Ryuuichi
Matsuda yang selain memang menguasai bela diri dari berbagai macam
aliran, juga memiliki pengetahuan tentang teknik bela diri yang
ditampilkan dalam manga Kenji. Matsuda sejak muda dikenal sangat
tertarik dengan martial arts terutama Chinese Martial Arts sampai beliau
nekad pergi ke Taiwan dan China demi belajar langsung dari sumbernya.
Malah beberapa kisah petualangan Kenji memang diambil dari kisah
perjalanan Matsuda sendiri ketika memperdalam Bajiquan. Pertarungan yang
digambarkan terasa benar realitasnya sehingga seakan-akan membuat para
pembaca ingin mempraktekkannya sendiri dalam duel.
Hal kedua yang membuat manga ini berbeda adalah ditampilkannya
beberapa tokoh ahli bela diri asli dan masih hidup ketika manga Kenji
diterbitkan pertama kali. Bela diri dasar yang dikuasai Kenji adalah
Bajiquan aliran Lie Shuwen, dimana kisah si Dewa Tombak Lie Shuwen yang
tak terkalahkan hingga akhir hayatnya ditampilkan tersendiri di akhir
manga. Tokoh yang akhirnya menjadi guru Kenji adalah
Liu Yun Qiao,
murid terakhir Lie Shuwen yang melarikan diri ke Taiwan ketika
Kuomintang yang dibelanya kalah dari Partai Komunis China. Tokoh asli
lain yang muncul dalam cerita adalah
Su Yuchang,
ahli Tanglangquan murid Liu Yun Qiao yang mewakili Liu mengajarkan
Kenji teknik belalang sembah. Lalu muncul juga dalam cerita salah satu
generasi penerus Taijiquan aliran keluarga Chen yang mengajar Taijiquan
di kampung halamannya di Chenjiagou RRC, Master
Chen Xiaoxing. Selain itu juga muncul jago silat merangkap bintang film dan sutradara film Kungfu
Lau Kar-leung dan ahli Kungfu suku muslim Hui yaitu
Ma Xianda.
Sayangnya menurutku manga ini berakhir dengan sedikit mengecewakan.
Bukan tentang pemahaman Kenji terhadap makna seni bela diri karena
menurutku Matsuda justru mengakhirinya dengan mengesankan dan berbau
filosofi (mengingatkanku pada adegan akhir anime Neon Genesis
Evangelion). Yang mengecewakan adalah pertemuan dan pertarungan akhir
dimana Kenji bertemu dengan Tony Tan. Rasanya untuk pertarungan dengan
lawan terberat, duel Kenji-Tony Tan masih kurang impresif.
Dari segi karakterisasi tokoh selain tokoh utama, manga Kenji memang
kurang menggali latar belakang tokohnya. Kebanyakan tokoh-tokoh
pendamping yang muncul hanya untuk mendukung cerita arc tertentu saja.
Sisanya kalaupun turut muncul di cerita arc lain, kebanyakan dari mereka
tak lebih dari sekedar pemanis saja. Bahkan untuk tokoh love interest
Kenji sendiri menurutku masih lemah penokohannya sehingga terkesan
numpang lewat belaka. Tipe pembangunan karakter seperti ini kalau dalam
genre sebuah film, mungkin bisa dimasukkan ke dalam kategori Road Movie.
Entahlah, apakah manga ini bisa disebut sebagai Road Manga. Toh inti
cerita manga adalah perjalanan Kenji dalam usahanya mencari kakeknya
sekaligus mencari jati diri lewat seni bela diri. Lagipula kalau
dipikir-pikir, Matsuda bukanlah mangaka melainkan hanya sekedar penulis
cerita yang memiliki pengetahuan tentang seni bela diri yang mendalam
(Kenji adalah satu-satunya manga yang ditulis Matsuda) dibantu dengan
ilustrasi gambar mangaka Yoshihide Fujiwara. Wajar saja banyak kelemahan
penokohan yang kebanyakan justru menjadi kelebihan bagi mangaka
berpengalaman lainnya.
Terlepas dari nilai positif dan negatifnya, manga Kenji tetaplah
manga bergenre martial arts terbaik yang pernah kubaca karena memberi
penekanan berbeda dan unik dibandingkan manga lainnya.
Trivia:
Judul Kenji yang menjadi nama tokoh berasal dari huruf kanji Ken 拳 (quan
dalam lafal China) yang berarti kepalan, dan kanji Ji 児 (er dalam lafal
China) yang berarti anak. Walaupun nama Kenji adalah nama umum anak
lelaki di Jepang (dengan huruf umum tentunya), Kenji dengan huruf kanji
berarti kepalan bukanlah nama umum. Kenji Goh sendiri ketika
berpetualang di China dipanggil namanya dengan pelafalan mandarin yaitu
Gang quan-er (dari pelafalan Jepang untuk Goh Kenji)